Pembicaraan tentang UFO (Unidentified Flying Object)
memang tidak ada habisnya. Banyak orang yang tidak percaya bahwa UFO,
Alien dan kehidupan di luar angkasa itu nyata tapi tidak sedikit pula
orang yang percaya bahwa alien atau mahluk luar angkasa itu nyata.
Banyak orang mengatakan pernah melihat pesawat ruang angkasa, tapi tidak
semudah itu saja membuktikan adanya UFO di tengah masyarakat sekarang.
Karena terungkapnya crop circle yang marak terjadi itu ternyata adalah
buatan tangan manusia, banyak orang yang menganggap foto-foto UFO
hanyalah rekayasa belaka. Namun tidak disangka fakta tentang keberadaan
UFO di bumi pun juga didukung oleh benda zaman prasejarah.
Ingatkah Anda dengan pembahasan artikel tentang
“benda purba yang misterius”. Dalam artikel tersebut dibahas tentang
beberapa benda purba yang misterius dan belum ditemukan makna
pembuatannya. Namun seiring berjalannya waktu beberapa misteri pun
akhirnya terungkap. Salah satu benda purba misterius bernama Dropa
Stones yang ditemukan tim arkeolog dari Universitas Peking (Beijing)
ketika sedang melakukan survei gua-gua di pegunungan Baian Kara-Ula,
Tibet telah dapat diungkapkan. Dropa Stones yang ditemukan pada tahun
1983 itu banyak terdapat di sebuah pekuburan dalam salah satu gua yang
dibuat dengan sangat rapi, berisi tulang kerangka mirip manusia pada
umumnya, kecuali bagian tengkorak kepalanya yang lebih besar, tak
sebanding dengan proporsi tubuhnya. Dropa Stones menjadi misteri
dikarenakan pada bagian tengah dropa stones itu terdapat ukiran
berbentuk karakter tulisan yang berukuran sangat kecil dimana tidak ada
satupun anggota yang mampu memahami tulisan tersebut. Karena
kemisteriusan itulah kemudian Dropa Stones dibawa ke Universitas Peking
untuk dipecahkan misterinya.
Seorang bernama Dr. Tsum Um Nui akhirnya mampu
memecahkan misteri yang ada di Dropa Stones. Menurut Dr Tsum Um Nui,
ukiran di Dropa Stones adalah tulisan suku Han yang menceritakan tentang
penduduk dari planet lain yang mengalami kerusakan pesawat sehingga
terpaksa mendarat darurat di pegunungan Baian Kara-Ula. Dimana
pegunungan Baian Kara-Ula adalah tempat tinggal suku Han. Kontan saja
suku Han terkejut dan merasa aneh dengan penampilan fisik para pendatang
tersebut dan menyangka mendapat ancaman kemudian berusaha memburu dan
membunuh mereka. Sang pendatang baru yang datang karena kerusakan
pesawat itupun menjadi panik dan berusaha menyelamatkan diri dengan
bersembunyi pada gua tempat ditemukannya piringan batu tersebut, namun
banyak diantaranya yang terbunuh. Kerusakan pesawat yang parah dan
keterisolasian lokasi membuat para pendatang tidak dapat memperbaiki
pesawatnya. Tulisan dalam dropa stones juga menyebutkan bahwa kaum
pendatang tersebut menyebut dirinya sebagai kaum Dropa. Keterangan yang
tertulis pada piringan batu tersebut ternyata mirip dengan legenda yang
ada di masyarakat lokal setempat, yaitu tentang munculnya makhluk dari
angkasa yang berbadan kurus kecil tetapi berkepala lebih besar.
Setelah diteliti lebih mendalam lagi, pada suatu sisi
dinding gua ditemukan gambar matahari, bulan, sebuah bintang yang belum
teridentifikasikan dan planet bumi yang keseluruhannya dihubungkan oleh
sebuah garis titik-titik. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
temuan-temuan di gua tersebut termasuk dropa stones itu adalah sebuah
benda yang telah berusia kurang lebih 12.000 tahun. Dan kini, di area
sekitar gua tempat ditemukannya piringan batu masih dihuni oleh dua suku
yang terisolir bernama Han dan Dropa. Mereka bukan seperti orang
Tiongkok maupun Tibet, bahkan penampilan fisiknya berbeda dengan orang
kebanyakan, badannya kurus dan lemah dan memiliki tinggi badan tidak
lebih dari 1,5 meter.
0 komentar:
Posting Komentar